Tren24reportase.com | Adonara Flores Timur-Kegiatan akbar PGRl cabang Witihama menjadi orang pertama menginisiatip kegiatan meriah rayakan Ulang Tahun Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT PGRl ke-76 dengan melibatkan beberapa Orang hebat sebagai Narasumber dalam seminar sehari, yang dihadiri para guru sekabupaten Flores Timur .
Kegiatan yang luarbiasa ini diracik sedemikian indah oleh panitia Kecamatan Witihama sebagai awal kegiatan yang bergengsi ditingkat kabupaten . Albertus inguliman sebagai ketua panitia pelaksana HUT PGRl dan HGN ke 76 kali pertama di Witihama sebagai bentuk inovatif kreatif dalam kecintaan terhadap wadah organisasi PGRl di negeri setengah demokrasi ini .
Gabungan dari 19 cabang PGRl yang tersebar di 19 kecamatan sekabupaten Flores Timur ini berlangsung dengan hikmad dan memukau . Sesuai daftar hadir yang terdata 500an para guru yang hadir guna mengikuti seminar sehari dipelataran SMAK Lamaholot Witihama ini menghadirkan salah seorang Guru berprestasi dari Jogja dengan segudang ilmunya ingin berbagi pengalaman dan berkolaborasi dengan sesama guru Flores Timur .
PGRl cabang Witihama juga mengundang Tokoh Pendidik lainnya seperti kadis P & K Propinsi Nusa Tenggara Timur juga pendiri sekolah Alam terbuka yang menjuluki dirinya sebagai Kepala sekolah Gila, turut diundang ketua YAPERSUKTIM (Yayasan Perhimpunan Sekolah Katolik Flotim) . Dalam kegiatan akbar para guru ini dipandu oleh seorang moderator muda berbakat ala presenter tv menjadikan seminar sehari ini sangat luarbiasa mengagumkan para hadirin dengan senantiasa dapat pujian dari masing masing Nara sumber di atas podium .
Kadis provinsi didaulat sebagai pembicara pembuka dan dilanjutkan ke pembicara ke dua dari Ibu Harsiana Wardani dari jogjakarta dan pembicara ke tiga bapak Yahya Ado yang mengklaim dirinya sebagai kepala sekolah gila lantaran dengan antusias mendirikan sekolah Alam terbuka di kabupaten Nagakeo . Pemateri ke empat adalah ketua Yapersuktim Romo Thomas Labina dengan masing masing bertema yang menampilkan berbagai teori secara ilmiah yang bermuara pada pembentukan mutu pendidikan, dengan menyajikan beragam testimoni yang digambarkan secara lugas, tuntas dan sarana audiovisual sebagai pelengkap sempurnakan materi materi yang sangat luar biasa dengan tujuan agar teman-teman guru di Kabupaten Flores Timur dapat terinspirasi dalam menapaki profesi “Guru” .
Dalam beraudiensi dengan peserta seminar Yahya Ado berinteraksi memantik IQ guru dengan meminta peserta menyebutkan fungsi atau guna dari sebuah bolpoin . “Bolpoin ini selain kita gunakan untuk menulis dan coba sebutkan kegunaan bolpoin ini sekurangnya 10 kegunaan lain…?”,sambil mengacungkan bolpoin yahya Ado beraudiensi dengan mendesak jawaban dari peserta seminar . Yahya Ado menyampaikan banyak hal baru bagi para peserta seminar tentang format biasa dalam penerapan pembelajaran di sekolah Alam terbuka .
Berikut pemateri ke empat ini dengan materi ‘Guru itu di gugu dan di tiru’, dalam menjabarkan penuh dengan filosofi kehidupan diramu dengan intrik-intrik kolaborasinya agamawi berkiprah pada ilmu Teolog berafiliasi budaya lamaholot dengan uraian secara detail menyempurnakan materi secara lugas dan tuntas; walau demikian adanya namun tingkat penyerapan para peserta seminar sehari ini harus memaksakan pituitari untuk dapat dan mampu mengaplikasikan teori para pemateri luar biasa ini .
Dengan menganalogikan panorama dunia pendidikan dengan sebuah cerita dua ekor anjing mengejar sesuatu yang sesungguhnya kedua ekor anjing ini tidak mengerti apa yang mereka kejar, hasil akhirnya bahwa muncul pertanyaan dari kedua ekor anjing tadi bahwa apa sih yang kita berdua kejar ini…? Anjing yang satunya menjawab bahwa kita lari saja sebab saya sendiri juga tidak tau apa yang kita kejar . Pemateri ke empat ini begitu menambatkan hati para peserta dengan simulasinya dan menghantar pemahaman peserta dengan sarat ilmu ilmu teori berharap dapat diaplikasikan di dunia pendidikan sekabupaten Flores Timur . “Hanya orang sinting yang mempertahankan caranya yang lama sementara berharap akan ada perubahan”, ilustrasi dari pemateri ke empat ini sungguh merefleksikan sebuah upaya akan sebuah perubahan dalam praktek Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di bumi Flores Timur .
Penegasan terhadap tema di gugu dan di tiru ini kembali pemateri mengulang petua leluhur lamaholot bahwa ‘Jika anda ingin hasilmu di ladang kebun mu berbuah berlimpah maka seharusnya anda berangkat lebih awal dari matahari terbit’ , sebagian besar ilustrasi yang disampaikan dengan menganalogikan kehidupan berbudaya orang lamaholot sungguh sangat menginspirasi para peserta seminar dari 500an guru yang hadir . Dalam sesi Dialog ini sang moderator mendaulatkan ketua pengurus PGRl Kabupaten untuk berkesempatan pertama untuk bertanya, namun ketika sang ketua kabupaten PGRl Maksimus Masan Kian begitu meraih microphone bak orang kesurupan menyampaikan “maaf saya tidak bertanya tapi saya mau bicara sedikit lewat kesempatan luar biasa ini, dengan ritme suara berapi api mengungkapkan rasa bahagianya sekaligus merasa bangga atas kegiatan akbar ini dapat terlaksana dengan luar biasa serta mengungkapkan komunikasi dengan pemateri dari jogjakarta ibu Hasriana Wardani bahwa hanya dengan inbox saja beliau rela meninggalkan suami dan anak anaknya untuk datang ke Flores Timur .
“Kira-kira kita bayar berapa teman teman, coba katakan berapa kita harus bayar….?”sambil menatap tajam masan kian kepada peserta seminar dengan tatapan datar . Moderator muda berbakat Mervina Lama Wuran begitu sigap dan tegas dalam mengawal dialok peserta seminar dengan para pemateri yang berapi api ingin berbicara lewat acara luar biasa ini, dari lima penanya yang berkesempatan pertama untuk berkesempatan bertanya walau lebih merembes pada ngalor ngidul bersuara tanpa bertanya secara langsung hingga sang moderator terus mengarahkan dengan mendesak pada poin pertanyaan pada peserta seminar yang berkicau merangsek waktu tergilas jatah bagi penanya yang lain . Sementara itu menurut pemateri ke empat yang adalah Romo Tomas Labina di minta moderator untuk menjawab penanya perihal soal ‘Nilai ‘ pendidikan di kabupaten Flores Timur menjawab dengan kembali menggarisbawahi apa yang disampaikan sebelumnya .
Untuk menjawab penanya soal apa sih guru penggerak…? Ibu Harsiana kembali menjawab dalam pantunnya sebagai jawaban atas apa sih Guru Penggerak bahwasannya Adat budaya Lamaholot ada sejak kehidupan orang lamaholot itu terjadi hingga kewajiban kita pada era ini sepatutnya harus di lestarikan dan di rawat dengan baik . Masuk pada sesie clossing statement yang menarik dari Romo Tomas Labina ini adalah “Banyak orang pintar di Flores Timur seharusnya Gelekat dan bukan Gekat Lewo tanah”,tandasnya. Bernard Nara Gere
More Stories
Mantan Honorer Dispenda Diduga Jotos Anggota Polsek Lima Puluh
Polda Sumsel Ungkap Penyelundupan Minyak Ilegal Di Kabupaten Musi Banyuasin
Ditresnarkoba Polda Sumsel Menggagalkan Pengiriman Pil Ekstasi